Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan kosmetik asal Inggris The Body Shop telah menutup seluruh gerainya di Amerika Serikat (AS) dan akan menutup puluhan toko di Kanada akibat adanya pengajuan kebangkrutan. Lantas, siapa sebenarnya pemilik perusahaan perawatan tubuh yang juga cukup populer di Indonesia ini?
Menurut situs resmi perusahaan, The Body Shop didirikan pada 1976 oleh Dame Anita Roddick. The Body Shop, yang dikenal dengan produknya yang diiklankan sebagai alami, berkelanjutan, etis, dan bebas kekejaman terhadap hewan.
Sejak didirikan, The Body Shop telah berpindah tangan beberapa kali. Dibeli oleh raksasa kosmetik L’Oréal pada 2006 dengan harga lebih dari US$1 miliar atau setara Rp 15,5 triliun, kemudian dijual ke perusahaan Brasil, Natura, pada tahun 2017 dengan harga US$1 miliar kembali. (kurs: Rp 15.500/US$)
Merek ini mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Dalam laporan awal 2023, Natura mencatat bahwa The Body Shop menghadapi tekanan dengan penurunan sebesar 13,5% pada 2022 (year on year/yoy). Perusahaan kembali mengalami perlambatan, setelah mendapat berkah di tengah adanya pandemi Covid-19. Namun, seiring meredanya pandemi, kinerja perseroan kembali ke fase pra pandemi.
Pada 2023, The Body Shop dijual kepada grup manajemen aset Aurelius seharga sekitar US$266 juta atau setara Rp 4,1 triliun.
Mengutip situs resmi perseroan, Aurelius adalah perusahaan investasi atau pengelola aset (Private Equity) asal Eropa. Perusahaan ini memiliki strategi inti pertumbuhan portofolio perusahaannya, didukung oleh tim sekitar 180 ahli Operasional Taskforce.
Berdasarkan informasi dari PitchBook, Aurelius berinvestasi di perusahaan berukuran menengah yang beroperasi di sektor teknologi informasi, jasa bisnis, industri, kimia, gaya hidup, barang konsumen, dan real estate. Aurelius juga tertarik untuk melakukan investasi dalam aset berbentuk utang.
Portofolio dari Aurelius diantaranya adalah Scholl perusahaan sepatu, ZIM perusahaan manufaktur kursi pesawat, Calachem perusahaan industri kimia pertanian, dan banyak lainnya.
Crunchbase mencatat Dirk Markus adalah Founding Partner dari Aurelius dan saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Direksi. Dirinya, sempat menjabat sebagai CEO dari Aurelius. Sebelumnya, ia bekerja di Arques Industries sebagai Managing Director dan lulus dari Universitas St.Gallen.
Saat ini, Direktur Utama dari Aurelius adalah Matthias Täubl lulusan Hubungan Bisnis Internasional di Universitas Ilmu Terapan di Eisenstadt/Austria dan di Helsinki Business Polytechnic. Setelah beberapa tahun bekerja di Knorr-Bremse AG dan perusahaan konsultan keuangan berukuran menengah, ia bergabung dengan AURELIUS pada 2008.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mza/mza)[Gambas:Video CNBC]