Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca Bank Indonesia (BI) mengumumkan data cadangan devisa (cadev) bertambah cukup signifikan.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,8% di angka Rp16.030/US$ pada hari ini, Rabu (7/8/2024). Hal ini semakin memperpanjang tren penguatan selama enam hari beruntun.
Sementara DXY pada pukul 15:00 WIB naik 0,16% di angka 103,13. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan posisi kemarin yang berada di angka 102,97.
Perkasanya rupiah disepanjang hari ini tak lepas dari hasil cadev yang dirilis BI dan cukup mengejutkan pelaku pasar.
Tercatat per Juli 2024, cadev RI berada di angka US$145,4 miliar atau naik US$5,2 miliar dibandingkan periode sebelumnya.
“Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut terutama dipengaruhi oleh penerbitan sukuk global pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa,” tulis BI dalam siaran pers, Rabu (7/8/2024)
Posisi cadangan devisa pada akhir Juli 2024 setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter (DPM) Bank Indonesia Edi Susianto mengatakan, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpotensi masih terus menguat, seiring dengan besarnya potensi resesi AS.
“Iya, kalau dengan itu bisa saja terjadi. Sekarang saja kan sudah Rp 16.120-an tuh,” kata Edi saat ditemui di kawasan Gedung MA, Jakarta, Rabu (7/8/2024).
Hal ini juga dipertegas oleh Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro juga memiliki pandangan yang serupa dengan Edi. Ia mengatakan, semakin besarnya potensi AS resesi maka kemungkinan Bank Sentral AS atau The Fed untuk menurunkan suku bunga acuannya lebih cepat pada tahun ini.
“Ekspektasi penurunan suku bunga acuannya kan jadi semakin gede, harapannya kalau cut rate nya beneran di September harusnya be positive on rupiah dan penurunan bond yield,” tutur Andry.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Next Article
Banyak Kabar Genting AS, Dolar Masih Bertahan di Rp 16.000