Jakarta, CNBC Indonesia- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja sektor jasa keuangan yang masih tumbuh positif sepanjang 2024 dengan pertumbuhan kredit perbankan 12,3% di H1-2024.
Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Mirza Adityaswara menyebutkan Gross NPL perbankan sebesar 2,26% per Juni 2024 atau jauh lebih baik dibanding periode pra pandemi sebesar 2,5%. Di sisi Risiko Peminjaman atau LAR (Loan at Risk) turun 10,51% membaik dari periode pandemi yang tembus 28%.
Sementara Liquid Asset to Deposit (LAD) juga membaik ke level 25% dengan Return on asset atau ROA perbankan RI di Desember 2019 di 2,3% sementara saat ini 2,6% sehingga menjadi daya tarik investasi asing ke perbankan RI.
Di sisi Asuransi, OJK menyebutkan sektor asuransi kesehatan mampu mencatatkan pertumbuhan premi yang positif mencapai 32% meski Produk Asuransi Yang Dikaitkan Dengan Investasi (PAYDI) masih tumbuh negatif.
Terkait pasar modal, Mirza menyebut kondisinya cukup menantang mengingat nilai IPO hingga rights issue baru mencapai angka Rp129 triliun. Oleh karena itu dibutuhkan upaya mendorong minat pendanaan di pasar modal RI sekaligus menarik dana asing ke dalam negeri lebih lama.
Seperti apa perkembangan bisnis jasa keuangan? dan bagaimana kesiapan OJK terkait pengawasan perdagangan kripto dan aset keuangan digital di awal 2025? Selengkapnya simak dialog Anneke Wijaya dengan Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mirza Adityaswara dalam Power Lunch, CNBC Indonesia (Selasa, 13/08/2024)