Inflasi PCE AS Sesuai Prediksi, Wall Street Dibuka Cerah Bergairah

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street berhasil dibuka menguat pada perdagangan Jumat (26/7/2024), setelah dirilisnya data inflasi personal yang sudah sesuai dengan prediksi pasar sebelumnya.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) terpantau berhasil melonjak 1,31% ke posisi 40.457,67, S&P 500 melesat 0,8% ke 5.442,18, dan Nasdaq Composite menguat 0,54% menjadi 17.274,98.

Wall Street rebound setelah dirilisnya data inflasi personal yang sudah sesuai dengan prediksi pasar sebelumnya. Biro Analisis Ekonomi AS melaporkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (Personal Consumption Expenditure/PCE) pada Juni lalu mencapai 2,5% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih rendah dari posisi Mei lalu yang mencapai 2,6%.

Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi PCE mencapai 0,1%, sedikit lebih tinggi dari Mei lalu yang mencapai 0%.

Sementara itu inflasi PCE inti, yang mengecualikan harga makanan dan energi naik 0,2% pada Juni 2024, dari bulan sebelumnya mencapai 0,1%.

Dibandingkan bulan yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy), indeks PCE Inti naik 2,6%.

Angka ini tentunya sesuai ekspektasi pasar yang sebelumnya memprediksi inflasi PCE tahunan mencapai 2,5% dan 0,1% secara bulanan.

Data tersebut muncul di akhir pekan yang penuh gejolak di Wall Street. Sepanjang pekan ini, S&P 500 ambles 1,2%, sementara Nasdaq ambruk 2,6%. Namun, Dow Jones justru naik 0,5%.

Penurunan tersebut terjadi karena investor tampaknya menjadi bagian dari rotasi yang lebih luas ke saham-saham berkapitalisasi kecil dan area pasar yang lebih siklis.

“Volatilitas kembali dengan dahsyat minggu ini karena tekanan jual di sektor megacap menyeret pasar yang lebih luas,” kata kepala strategi teknis LPL Financial Adam Turnquist, dikutip dari CNBC International.

Dengan data inflasi PCE yang sudah sesuai dengan ekspektasi pasar, maka harapan pasar akan pemangkasan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang dapat dilakukan pada pertemuan September mendatang pun semakin terbuka lebar.

Sejauh ini, peluang penurunan suku bunga The Fed masih tinggi. Berdasarkan CME FedWatch Tool, pasar melihat peluang 87,6% untuk pemangkasan suku bunga pada September. Namun, angka ini mengalami penurunan dari beberapa hari sebelumnya yang mencapai 93,3%.

Data PCE inti ini menunjukkan sejumlah bukti menggembirakan bahwa kampanye pengetatan The Fed mulai berjalan tanpa menyebabkan terlalu banyak efek negatif terhadap perekonomian. Kepala ekonom AS di High Frequency Economic, Rubeela Farooqi mengatakan dari sudut pandang The Fed, secara kumulatif data inflasi menunjukkan adanya cukup kemajuan, baik pada inflasi maupun kondisi pasar tenaga kerja.

“Ini positif bagi para pembuat kebijakan untuk membuka opsi penurunan suku bunga pada September mendatang,” ungkap Farooqi.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(chd/chd)

Saksikan video di bawah ini:




Next Article


Yield Treasury Melesat, Wall Street Dibuka Berjatuhan
 

Updated: Juli 26, 2024 — 2:24 pm

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *