Jakarta (Kemenag) — Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas didampingi Sekretaris Jenderal Kemenag Nizar Ali, menghadiri Peluncuran Perangkat Ajar Kesehatan dalam Kurikulum Merdeka, di Balai Sudirman, Jakarta, Senin (4/12/23).
Peluncuran diawali dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang Pengembangan Perangkat Ajar Kesehatan yang ditandatangani oleh Sekjen Kemenag, Sekjen Kemendikbud Ristek, dan Sekjen Kemenkes.
“Saya berterima kasih karena Kementerian Agama diberikan kesempatan dalam kegiatan ini. Saya yakin ini adalah hal baik, terutama untuk menyongsong bonus demografi ke depan, karena masa depan bangsa ini ada di tangan anak-anak muda yang sehat dan pintar,” ungkap Menag pada sambutannya.
Menag juga menjelaskan bahwa Kemenag selain sebagai pemegang mandatori yang mengatur tugas-tugas keagamaan, juga memiliki tugas pendidikan yang melibatkan anak usia sekolah. Sehingga, kegiatan ini dinilainya sangat baik dikolaborasikan guna menyiapkan masa depan bangsa.
“Sekali lagi terima kasih. Mudah-mudahan apa yang diikhtiarkan kita ini membawa manfaat yang baik bagi anak-anak kita dan bagi anak-anak bangsa dan tentu bagi kemajuan bangsa dan negara,” ucapnya.
Dalam acara ini juga, diberikan penghargaan kepada para pengajar yang mampu berperan aktif dalam pemanfaatan bahan ajar kesehatan, mulai dari jenjang PAUD hingga SMA dan sederajat. Dua penerima penghargaan adalah guru madrasah, yaitu Eni Muhanah dari MTsN 1 Pekalongan, Jawa Tengah serta Nurhidayah dari Madrasah Aliyah (MA) Kota Denpasar, Bali.
“Pak Menkes, saya juga berterima kasih bahwa tadi ada perwakilan dari madrasah yang menerima penghargaan yang menurut saya secara pribadi, bahwa ini bukan hanya penghargaan kepada penerima saja, tapi juga bagi Kementerian Agama,” ungkapnya.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, bahwa peluncuran ini dimaksudkan untuk memastikan generasi muda Indonesia bisa sehat dan pintar, sebagai upaya mencapai Indonesia Emas 2045.
“Kita punya mimpi menjadi negara maju, sedangkan indikator negara maju itu spesifik, yaitu pendapatan per kapita 13.000 USD atau Rp15 juta per tahun. Nah untuk menjadi produktif tentu ada dua kunci yaitu sehat dan pintar,” ungkap Menkes.
“Orang yang sehat itu bisa dicapai kalau dari kecil sudah dididik, sudah mengerti, sudah berprilaku bagaimana caranya agar hidup sehat. Artinya kita perlu bangunkan kembali metode pendidikan bagaimana cara hidup sehat di jenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga SMA sederajat,” jelasnya.