Jakarta, CNBC Indonesia – Pertumbuhan klaim asuransi kredit kini lebih tinggi daripada pendapatan premi di semester I-2024. Rasio antar klaim dan premi tercatat asuransi kredit tercatat sebesar 78%.
Data AAUI mencatat, tingkat klaim asuransi kredit di paruh pertama tahun 2024 tercatat sebesar Rp8,3 triliun. Raihan ini naik 35,4% dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp6,13 triliun. Padahal, industri asuransi umum membukukan kenaikan premi sebesar 26%.
Ketua Umum AAUI Budi Herawan mengatakan, disparitas ini didorong oleh pertumbuhan default atas klaim kredit sebesar 75%. Budi pun menyebabkan, default kredit tersebut turut dikontribusi oleh fenomena masyarakat yang kerap terlilit Pinjaman Online (Pinjol) dan Judi Online (Judol).
“Ini memang ada pertumbuhan klaim (asuransi kredit), juga disebabkan ada 75% itu default klaim, ini karena masyarakat terlilit dalam satu sirkulasi pinjol, dan juga judol, sehingga ini pengaruhi terhadap pembayaran credit insurance,” jelas Budi dalam paparan Kinerja AAUI, di Jakarta, Senin, (30/9/2024).
Lebih jauh, Wakil Ketua AAUI Bidang Statistik Trinita Situmeang mengatakan, tren default credit ini masih akan diantisipasi dalam beberapa waktu ke depan.
“Kalau untuk asuransi kredit, ini sepertinya klaim untuk default ini secara numbers, secara profile, masih akan kita hadapin. Karena dia memang profilnya seperti itu,” jelas Trinita.
Sebagaimana diketahui, rasio NPL bank tercatat melonjak pada tahun ini. Rasio NPL gross per Desember 2023 sebesar 2,19% dan NPL net 0,71%, sementara pada April 2024 rasio NPL gross naik menjadi 2,33% dan NPL net 0,81%.
Next Article
MSIG Life Bayarkan Klaim Rp164 M, Kebanyakan Penyakit ISPA & DBD