Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian terus mendorong Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) agar tumbuh menjadi pusat perekonomian yang menyerap banyak tenaga kerja. Upaya membuka lapangan pekerjaan lebih luas itu salah satunya dilakukan dengan meluncurkan Program Link and Match di KEK Kendal baru-baru ini.
Program Link and Match merupakan kerja sama yang dilakukan oleh pengelola KEK Kendal dan lembaga pendidikan terkait kebutuhan tenaga kerja dan penyediaan lapangan kerja.
“Upaya ini menunjukkan langkah konkret dunia industri bersinergi dengan pendidikan, kerja sama yang sangat bagus,” kata Plt Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK, Susiwijono Moegiarso saat peluncuran program Link and Match, dikutip pada Kamis, (22/2/2024).
Susi menuturkan program ini sesuai dengan langkah pemerintah yang mengandalkan manufaktur untuk pertumbuhan ekonomi. Menurut dia, program tersebut juga sesuai dengan upaya KEK Kendal dalam mengembangkan kualitas sumber daya manusia dengan tujuan meningkatkan daya saing.
Dia menilai lembaga pendidikan memiliki peran sentral dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan daya saing tersebut. Perguruan tinggi misalnya, menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran yang komprehensif dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sementara, sektor industri menyediakan sarana pembelajaran langsung di lapangan, terlebih dalam pendidikan yang sifatnya vokasional.
Berdasarkan data Kemenko Perekonomian, hingga Desember 2023 KEK Kendal menjadi salah satu KEK industri terbesar di Indonesia. Kawasan itu berhasil menarik investasi asing dengan 99 pelaku usaha dari 10 negara dengan total investasi mencapai Rp 43,8 triliun.
KEK Kendal juga berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 44.349 orang. Sebanyak 2.000 tenaga kerja berasal dari tingkat pendidikan belum tamat SD dan tamat SMP. Ke depan, pemerintah memproyeksikan KEK Kendal dapat menarik 44.499 tenaga kerja dengan tingkat pendidikan SMK. Tenaga kerja itu diharapkan dapat diserap oleh 99 pelaku usaha yang sudah berinvestasi di KEK Kendal.
Adapun dari 33 badan usaha dan pelaku usaha yang sudah beroperasi, berhasil menyerap sebanyak 11.962 tenaga kerja. Sebanyak 8.835 tenaga kerja di antaranya berasal dari Kabupaten Kendal. “Proyeksi penyerapan dari kegiatan link and match sebanyak 7.823 tenaga kerja,” kata Susiwijono Moegiarso.
Kemenko Perekonomian meyakini KEK Kendal akan menjadi kawasan Industri yang tumbuh pesat dan menjadi tujuan investasi global di Indonesia. Maka itu, kebutuhan SDM yang terampil dan kompeten akan semakin meningkat untuk mengelola kawasan ini.
Untuk memenuhi kebutuhan itu, pemerintah sudah melakukan beberapa kegiatan di antaranya MoU antara Gubernur Jawa Tengah dengan Presiden Direktur PT Kawasan Industri Kendal (KIK) selaku Badan Usaha Pembangun dan Badan Usaha Pengelola (BUPP) KEK Kendal, hingga Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah dengan 14 Pelaku Usaha di KEK Kendal.
Artikel Selanjutnya
Menko Airlangga Bahas Proyek Strategis Bareng Presiden JICA
(haa/haa)