Pasar keuangan Indonesia bergerak beragam, IHSG menguat sementara nilai tukar rupiah dan harga SBN melemah
Wall Street kompak melemah di tengah wait and see investor menunggu data ekonomi AS
Data inflasi & pengangguran AS serta pidato pejabat The Fed akan membayangi pergerakan pasar hari ini
Jakarta, CNBC Indonesia – Mayoritas pasar keuangan Tanah Air pada perdagangan Rabu (28/2/2024) kemarin kembali terkoreksi, kecuali Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang kembali ditutup menguat.
Pasar keuangan Indonesia diperkirakan masih bergerak beragam karena banyaknya data yang akan ditunggu investor hari ini. Selengkapnya mengenai sentimen pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup menguat 0,59% ke posisi 7.328,636. IHSG pun kembali menyentuh level psikologis 7.300 pada perdagangan kemarin.
Nilai transaksi IHSG pada kemarin mencapai sekitar Rp 10 triliun, dengan melibatkan 25 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 260 saham naik, 267 saham turun dan 246 saham cenderung mendatar.
Sikap investor asing cenderung bervariasi kemarin, di mana di pasar reguler, asing tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 186,41 miliar. Sedangkan di pasar tunai dan negosiasi, asing kembali melakukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 162,75 miliar. Sehingga di seluruh pasar, asing mencatatkan net buy sebesar Rp 23,66 miliar.
Secara sektoral, sektor konsumer primer menjadi penopang IHSG pada akhir perdagangan kemarin, yakni sebesar 1,09%.
Sedangkan di bursa Asia-Pasifik, secara mayoritas melemah kemarin. Kecuali bursa saham Filipina (PSEI), Korea Selatan (KOSPI), Vietnam (VNI), dan termasuk IHSG. IHSG berada di posisi ketiga setelah KOSPI.
Adapun koreksi terparah terjadi di bursa saham China yakni Shanghai Composite China yang ambles hingga 1,91% kemarin.
Berikut pergerakan IHSG dan bursa Asia-Pasifik pada perdagangan Rabu kemarin.
Sedangkan untuk mata uang rupiah pada perdagangan kemarin kembali ditutup melemah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data Refinitiv, rupiah mengakhiri perdagangan kemarin di posisi Rp 15.680/US$ di pasar spot, melemah 0,29% di hadapan dolar AS.
Di Asia-Pasifik, secara mayoritas merana, dengan peso Filipina menjadi yang paling parah yakni terkoreksi 0,54%. Sedangkan rupee India cenderung stagnan.
Berikut pergerakan rupiah dan mata uang Asia pada perdagangan Rabu kemarin.
Adapun di pasar surat berharga negara (SBN), pada perdagangan kemarin harganya kembali melemah, terlihat dari imbal hasil (yield) yang kembali naik.
Melansir data dari Refinitiv, imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun yang merupakan SBN acuan negara terpantau naik 1,2 basis poin (bp) menjadi 6,597%.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga naiknya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%. Ketika yield naik, maka tandanya investor sedang melepas SBN.