Tren Menurun, ESDM: Harga Batu Bara Beranjak Normal!

Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan harga komoditas batu bara saat ini sudah mulai berangsur normal. Terutama setelah pada 2021-2022 mengalami kenaikan yang cukup tinggi.

Staf Khusus Menteri ESDM bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara Irwandy Arif memprediksi harga batu bara di tahun ini tidak akan jauh berbeda dengan harga batu bara di 2023. Dimana harga batu bara di 2023 menunjukkan penurunan setelah pada dua tahun sebelumnya mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

“Jadi perlu kita sampaikan di sini harga normal itu tidak boleh kita bandingkan dengan harga di tahun 2021 dan 2022 yang melonjak sangat tinggi, dan 2023 masih lebih tinggi dari tahun 2020 di harga batu bara ini,” kata Irwandy dalam acara Mining Outlook 2024 CNBC Indonesia, Jumat (2/2/2024).

Seperti diketahui, harga batu bara melanjutkan tren penurunan pada awal perdagangan Februari ini. Penurunan ini terjadi seiring dengan proyeksi kelebihan pasokan dan lemahnya permintaan China.

Menurut data dari Refinitiv, pada perdagangan Kamis (01/02/2024), harga batu bara ICE Newcastle kontrak Maret ditutup di angka US$ 117 per ton atau melemah 0,93%.

Tren penurunan sudah terlihat sepanjang Januari ini, terkoreksi 11,53%. Pelemahan kemarin juga memperpanjang tren negatif batu bara menjadi dua hari beruntun dengan pelemahan nyaris 3%.

Analis memperkirakan bahwa harga batu bara dunia akan mengalami penurunan pada 2024 akibat musim dingin yang tak kunjung mencapai level terendahnya, sehingga mengurangi kebutuhan pemanas dan terjadi kelebihan pasokan.

Kelebihan pasokan di pasar Cina turut menjadi penyebab penurunan harga batu bara. “Kami menurunkan perkiraan harga batu bara Newcastle untuk tahun 2024 dari rata-rata tahunan US$170 per ton (6.000kcal/kg) menjadi US$150,” demikian pernyataan lembaga riset BMI, dari Fitch Solutions.

Permintaan yang lemah, terutama dari China, dan kelebihan pasokan membuat harga batu bara diprediksi akan terus menurun. Namun demikian, harga tetap lebih tinggi dibandingkan pra pandemi COVID-19.

Sementara para analis memperkirakan adanya penurunan harga batu bara pada 2024, risiko terkait harga tetap seimbang. Permintaan berisiko menurun akibat pemulihan ekonomi China yang lemah, musim dingin Belahan Bumi Utara yang ringan, dan penumpukan stok yang dapat membatasi penggunaan batu bara. Namun, risiko terhadap pasokan, seperti pola cuaca El Niño yang mempengaruhi ekspor Indonesia, dapat menyebabkan kenaikan harga kembali.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


2022 Luar Biasa, Batu Bara Kembali ‘Normal’ di 2023


(pgr/pgr) 

Updated: Februari 2, 2024 — 12:35 pm

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *